Setiap pagi
saat terbangun, gadis ini selalu melihat jam dinding di kamarnya, memastikan ia
tidak terlambat bangun, untuk memulai aktivitasnya. Gadis ini bernama Valila
tapi ia akrab disapa Lila, seorang mahasiswi sebuah universitas negeri di kota
Palembang jurusan kimia semester akhir ini, tak hanya sibuk menyusun bahan
skripsi nya tapi ia juga menyempatkan mengisi waktu senggangnya untuk membuat
tulisan- tulisan berupa puisi, cerpen, dan kadang sebuah novel, hobi nya itu
cukup membantu orang tuanya untuk membiayai kuliah, karena upah hasil tulisan
nya terbilang lumayan.
Hari itu, cuaca
sangat cerah, Lila memutuskan untuk tetap dirumah membantu sang Ibu mengerjakan
pekerjaan rumah, setelah itu ia merapihkan kamarnya dan merapihkan rak- rak
buku lamanya agar enak dipandang.Saat ia menangkat buku buku tersebut, selembar
kertas terjatuh, di dalam keras tersebut terselip sebuah foto, lalu ia
mengambil kertas dan foto tersebut, ia kaget karena di foto itu ada gambar
seorang laki- laki bersama nya , ia juga membaca selembar kertas itu yang
adalah sebuah surat untuk nya, ia melihat dipojok kanan surat itu tertulis nama
Muhammad Fahriza , lila terkejut dan terdiam. “Riza “ katanya air mata pun tak
sadar meneter dari wajah nya , lalu ia duduk diatas ranjangnya, dan memastikan
tubuhnya bersandar pada sesuatu,.
Lila
membayangkan saat ia masih menjadi seorang pelajar sekolah menengah atas di
Jakarta, ia duduk di kelas sebelas jurusan IPA ,Lila terbilang gadis yang
pendiam, ia berteman dekat dengan seorang laki- laki seangkatannya yang bernama
Muhammad Fahriza, Riza akrab ia disapa ,adalah laki- laki yang populer di
sekolah, karena ia seorang siswa yang aktif dan juga ia adalah seorang ketua
kelas,Riza dan Lila berbeda kelas tapi mereka dekat, karena Riza sering pulang
bersama dengan Lila dan mereka memiliki hobi yang sama yaitu menulis,Riza dan Lila
pun tergabung dalam redaksi penulis mading sekolah.
Karena
kedekatan mereka, seiring berjalannya waktu Lila pun menaruh hati pada Riza, ia
mulai menyukai Riza tapi ia tak pernah memberitahukan hal itu pada pada
siapapun termasuk Riza,ia tak tahu apakah Riza pun memiliki perasaan yang sama
terhadap dirinya.
Siang itu, saat
pulang sekolah Riza menghampiri Lila “Valilaaaa….” Panggil Riza, “kenapa za?”
sahut Lila , “tadi aku baca puisi dimading bagus banget, tapi gak tertulis
siapa yang mengarang la,”, jawab Riza,Lila terdiam hanya tersenyum , “lilaaaaa,
kamu gak lagi mikirin sesuatu kan ? “ katanya Riza kesal, “enggak riza aku
denger kok apa yang kamu bilang, hemmm terus kamu dah nanya sama yang buat?”,
jelas Lila “Kamu pasti tahu kan La?, kan Redaksi Bulan ini aku gak ikut ”
.Jelasnya Riza dengan wajah penasaran, “za, memang kalau kamu tahu siapa yang
membuat puisi nya kamu mau apa?”Tanya Lila , “aku Cuma mau tahu ajah sih la,
abis kata- kata puisi nya bermakna dan menggambarkan kaya orang sedang jatuh
cinta, jangan – jangan kamu tahu lagi La, siapa yang nulis ? atau kamu ya yang
buat puisi, kamu kan juga suka buat tulisan kan La, ngaku ajah sama aku “ jawab
Riza menyudutkan , Lila“haha kamu za,kamu lupa ya aku di redaksi mading kan
untuk menulis info- info terbaru seputar pendidikan dan event-event apa yang
lagi booming sekarang, aku memang suka buat tulisan za tapi tulisan itu aku
lebih suka untuk koleksi sendiri dan aku baca sendiri za “jawab Lila. “Sudah
sore nih, ayuk pulang, nanti deh kalo aku ketemu anak mading yang lain aku
tanyain, soalnya aku gak dateng sewaktu rangkaian tulisan yang ditempel.
Sebenarnya Lila
tahu siapa yang membuat puisi tersebut, tak sampai hati ia ingin berbohong pada
Riza, ia tidak ingin Riza sampai tahu kalau yang sedang jatuh cinta adalah dirinya,
pasti jika Riza tahu ia akan bertanya pada Lila dan saat itu terjadi Lila tak
mungkin bisa berbohong lagi. Sesampainya dirumah ia langsung mengganti pakaian
dan makan siang, ia memutuskan untuk tidur siang , saat terbangun ponselnya
berbunyi, bertuliskan pesan dari Nia, “Lila tadi Riza nanya sama aku siapa yang
buat puisi yang di tempel di mading, tapi aku bilang gak tahu, dan penulis
dirahasiakan,”, Lila tidak membalas pesan itu,.
Lila dengar suara Ibu nya memanggil, “Lilaaa,
kesini nak!”, panggil sang Ibu, “ iya ma,” jawab Lila yang langsung menghampiri
Ibunya, “kenapa ma ? “ Tanya Lila, “kamu masih suka membuat tulisan tulisan La,
seperti puisi dan cerpen ?”, Tanya mama, “ iyah mama, itu kan termasuk hobi aku
juga, memang kenapa ma?”,Tanya Lila penasaran, “saran mama kenapa, gak kamu
kirimkan tulisan- tulisan kamu itu ke redaksi majalah atau Koran, kan hasilnya
lumayan bisa buat uang jajan kamu, jadi bisa bantu mama juga mengatur uang
untuk ekonomi keluarga kita ”Jelas Ibu, “iya juga sih ma, nanti Lila coba ,
makasih mama sarannya, “jawab lila sambil tersenyum riang,”
Lila memikirkan
saran ibunya agar ia mengirimkan tulisan tulisan-nya keredaksi majalah atau
Koran, ia juga ingin membantu perekonomian keluarga, walaupun tidak banyak tapi
setidaknya itu bisa meringankan pengeluaran untuk dirinya,tapi ia berfikir
kalau ia mengirimkan tulisannya, apa Riza akan menyadarinya?
Keesokannya di
sekolah Nia menghampiri Lila, “La kenapa kamu gak membalas sms aku kemarin?,”
Tanya Nia, “Makasih ya Ni kamu gak kasih tau Riza,Maaf kemarin aku gak bales,
hehe” Jawab Lila,“Aku jadi gak mengerti kenapa kamu tidak mencantumkan namamu
di setiap tulisan yang ditempel dimading?Ada apa sih La sebenarnya?,”tanya Nia,
sejenak Lila berfikir, apa sebaiknya memang aku meminta bantuan Nia, lagi pula
yang selama ini juga dekat pada ku adalah Nia, “okeh, aku mau bercerita, tapi
kamu janji dulu sama aku kalau kamu gak akan menceritakan in kepada siapapun,
kamu mau janji Nia?” Tanya Lia dengan wajah tegas, “okeh janji la” sahut Nia
dengan senyum lebarnya,
“Aku gak mau
ada yang tahu terlebih lagi Riza, kamu tahu bukan aku tidak suka menjadi
terkenal disekolah karena tulisan- tulisan ku, Ibu ku menyarankan ku untuk
mengirimkan tulisan – tulisan ku ke redaksi majalah atau Koran, aku bingung,
harus bagaimana”, Jelas Lila, “ jangan bilang kalau kamu jatuh cinta dengan
Riza Li ?” Tanya Nia penasaran, Lila hanya mengangguk,“astaga benar aku gak
menyangka Li, aku kira kamu menganggap Riza itu adalah sahabat kamu, ternyata”
sahut Nia tidak percaya, “Aku pun inginnya seperti itu Ni, tapi bagaimana aku
tidak bisa menghentikan perasaan ini, kamu tahu bukan, tidak mungkin aku
meberitahukan ini pada Riza, “ Jawab Lila,’ sudah pasti kamu tidak akan
menberitahukan ini pada Riza karena kamu kan pemalu Li, aku ngerti kamu ko,
terus kamu mau bagaimana, ?”Tanya Nia, “hmmmm… bagaimana jika kamu mengatakan
bahwa dirimulah yang selama ini membuat tulisan itu, dan saat aku kirimkan
tulisan itu, nama kamu yang aku tulisakan, bagaimana Ni?, kamu mau kan membantu
ku?,” harapnya Lila, “tidak, aku tidak mau terlibat dengan kebohongan kamu,
nanti kalau Riza tahu ia juga akan marah padaku, dan tentang tulisan yang
dikirimkan itu mereka akan bilang kalau aku memalsukan nama kamu untuk
memperoleh keuntungan semata, “, tegas Nia, “aku mohon Ni, aku akan bertanggung
jawab kalau semua itu terjadi Ni, aku yang menjelaskan kepada Riza kenapa aku
melakukan ini, aku tahu nantinya Riza akan mrngetahui perasaan aku kepada
dirinya, tapi aku tidak siap kalau dia harus mengetahui sekarang Ni, dan aku
juga yang akan bertanggung jawab tentang penggantian nama pengirim ke redaksi
itu Ni, aku mohon aku membantu aku ni, ?” pinta nya kepada Nia, “baiklah aku
akan membantu mu,tapi kamu harus janji untuk menepati janji mu soal
penjelasannya, jika semua ini terbongkar, “ sahut Nia, “ kalau aku siap
kebohongan ini akan aku akhiri Ni, makasih kamu mau membantu ku,“ kata Lila.
Setelah Nia
bersedia membantu Lila, nama penulis dimading pun di cantumkan nama Nia, dan
nama pengirim keredaksi majalah dan Koran itu dig anti dengan nama Nia,nama Nia
pun terkenal di sekolah dan Riza pun mengetahuia kalau yang menulis adalah Nia,
ia langsung menghampiri Nia, “jadi selama ini yang mambuat adalah kamu Ni, aku
tak menyangkanya Ni, aku kira Lila yang membuat nya “ kata Riza, yang langsung
menghampiri Nia, “ hehe begitulah za, “ jawab Nia singkat, sambil tersenyum
miris, Akhirnya Riza pun menjadi akrab dengan Nia, dan sering berbicara dengan
Nia, tak jarang Riza jadi jarang berbicara dengan Lila disekolah,Nia pun terbawa
oleh suasana tersebut dan membuat nya merasa nyaman dengan Riza, tak jarang
Riza pun menjadi jarang bertemu dengan Lila.
Berjalannya
waktu Riza memiliki perasaan terhadap Nia, karena tulisan tulisan yang sering
ia lihat di mading, Riza menganggap kata dan kalimat dalam tulisan tersebut
sangat bermakna bagi dirinya, dan melukiskan perasaan suka yang jelas, Riza pun
memberanikan diri nya untuk mengatakan perasaannya kepada Nia, dan Nia pun
mengiyakan kalau tulisan itu di tunjukkan untuk Riza, riza sangat bahagia
mendengar penjelasan Nia kepadanya, tapi Nia tidak mengatakan bahwa yang
membuatnya adalah Lila, sehabis pulang sekolah Nia langsung menemui Lila,dan
mengatakan yang sudah terjadi kepada nya, “Aku sudah tidak bisa berbohong lagi
La, Riza mengatakan kepada ku kalau ia menyukai ku, dan mengagumi ku karena
tulisan tulisan yang kamu buat, aku takut ini semua hanya akan membuat Riza
kecewa, hanya akan menyakiti nya La, sekarang aku menagih janji mu La, bahwa
kau kaan bertanggugng jawab, aku sudah mengatakan kepada Riza, bahwa memang
semua tulisan – tulisan itu di tujukan untuk dirinya, “ jelas Nia, “tapi kamu
belum mengatakannya kan Ni, bahwa aku yang membuat nya,?” Tanya Lila sambil
menangis “aku belum mengatakannya La, aku mau kamu sendiri yang akan mengatakannya
kepada Riza, dan menjelaskanya, aku tak ingin menyakiti hati nya La, seharusnya
orang yang dia cintaiadalah kamu bukan aku, aku tidak mungkun menyukainya
karena kebohongan ini La, aku mohon kamu mengakhiri semua ini, Riza seharusnya
mencintai mu sebagaimana kamu mencintai nya “ jelas Nia, “aku tahu Ni, aku akan
menjelaskan semua nya pada Riza dan aku akan menjelaskan semuanya bahwa aku
yang meminta mu, terima kasih Ni, kamu sudah membantu ku, , “ jawab Lila, “
syukurlah La, kebohongan ini akan berakhir, iya sama – sama aku membantu mu
kerena aku menganggap mu sahabat ku, “ sahut Nia, Lila memeluk Nia, dengan
erat, di lorong sekolah itu, tiba tiba terdengan suara pintu tertutup keras,”
Riza “ mereka berdua berkata, “kenapa kamu melakukan ini La, tak perlu kamu
memberikan penjelasan kepada ku karena ini semua sudah jelas, aku tak menyangka
kamu bisa berbuat seperrti ini, kamu mempermainkan perasaanku La, aku membenci
mu La, bisa – bisa nya kamu melibatkan orang lain dalam masalah mu, aku tidak
inigin bertemu dengan diri mu lagi, “ Jelas Riza dengan wajah marah dan sedih.
Seminggu
setelah kejadian tersebut Lila berusaha menemui Riza api tak berhasil, Lila
mencoba kerumahnya, tapi Riza Tak pernah ada di rumah, berusaha menghubunginya
tapi, Riza tak pernah merespon. Lila pun menjadi sedih dan merasa bersalah atas
kejadian ini sebenarnya ia sudah menduga ini akan terjadi tapi ia tidak
membayangkan bahwa Riza akan menyatakan perasaannnya terhadap Nia, Lila
menunggu Riza di depan pintu gerbang sekolah tapi Riza tak juga terlihat, Lila
bertanya kpada teman sekelas Riza mereka mengatakan kalau Riza masuk sekolah.
Sudah sebulan
lamanya mereka tak bertemu, masalah Nia dengan redaksi majalah dan Koran sudah
selesai Lila sudah menjelaskan kepda mereka dan mereka memakluminya, tapi
dengan Riza belum selesai juga, Lila sempat putus asa karena Riza seperti orang
yang menghilang ditelan bumi, ia tidak hanya tidak mau bertemu dengan Lila tapi
ia juga tak mau bertemu dengan Nia.
Keluarga Lila
ternyata mendapat kabar kalau mereka harus menetap di Palembang karena ayah
Lila sudah mempunyai bisnis tetap disana, Lilapun semakin merasa bersalah
karena sampai saat itu ia belum juga bertemu dengan Riza, saat keberangkatannya
Riza pun tak datang untuk menemui Lila, Lila merasa sangat sedih oarng yang
sangat dekat dengan nya saat dia di Jakarta tidak datang untuk menghantarkannya
pergi, Lila pun menitip surat untuk Riza, surat iyang berisika penjelasan Lila
dan permintaan maaf Lila, surat itu ia titipkan pada Ibunya Riza yang datang
saat keluarga nya akan pergi, Nia menghampiri Lila dan memeluknya, “aku mohon
kamu jangan sedih Riza tak datang pastu karena ada sesuatu hal ,” Kata Nia
untuk menghibur Lila.
Setelah Lila
sampai diPalembang mama Riza menelpon kalau Riza masuk rumah sakit karena
kecelakaan, Riza mengendarakan motor dengan kecepatan tinggi saat ingin menuju
bandara utuk bertemu dengan Lila, Riza keritis dan keadaannya parah, mendengar
berita tersebut, Lila menangis dan langsung memohon pada ayah nya agar ia
kembali keJakarta untuk menemui Riza, dan meminta maaf kepada nya, ayah Lila
mengizinkan dan menemani Lila untuk ke Jakarta ke rumah sakit tempat Riza
dirawat.
Sesampainya
dirumah sakit Lila langsung menuju Ruang UGD ia melihat Riza tak sadarkan diri,
kepalanya terbalut perban, dan di hidungnya terdapat alat bantu pernapasan ,
Lila nemdekati Riza, ia memegang tangan Riza dan berbicara kepadanya, “za, aku
sangat merindukan mu, maafkan aku yang sudah menyakiti hati mu dan
mempermainkan perasaan mu, sungguh tak pernah ada niat seperti itu dihati ku,
aku mencintai mu tapi aku berfikir cukiuplah cinta itu hanya dalam diam ku, aku
hanya ingin tetap ada disamping mu tanpa ada yang berubah diantara kita za,
maafkan aku, semua ini salah ku, aku mencintai mu za, ku katakan ini sejujurnya
padamu ,maafkan aku karena baru sekarang aku mengatakannya padamu, za, aku
mohon dasarlah za,” Pinta Lila pada Riza dengan Harapnya, tangan Riza bergerak
dan memegang erak tangan Lila, Ia membuka mata nya perlahan,”Aku tak pernah
membenci mu la, maafkan aku yang sudah mendiamkan mu, aku pun ungin juga
mencintai mu, aku memaafkanmu “ sahut Riza dengan nada terdesah desah, Riza
melepas genggaman tangannya, denyut nadinya sudah tak ada dan jantungnnya sudah
tek berdetak, dokter datang dan memerriksa Riza, dokter mengatakan Riza telah
meninggal, Lila sangat sedih dan merasa bersalah., tak hentinta iya meneteskan
air mata.
Ibu Riza
memberikan sebuah surat kepada Lila, Ibu Riza mengatakan surat tersebut ditulis
Riza sebulan yang lalu, sewaktu Riza masih belum ingin menemui Lila, Di surat
tersebut bertuliskan rasa kecewa Riza .Untuk Lila, La, aku sebernarnya ingin
mengatakan langsung kepada mu bahwa sejujurnya aku pun sudah menyukai mu
semenjak aku mulai dekat dengan mu, tapi aku tidak memberitahukannya kepada mu
karena kau selalu bersikap biasa kepada ku dan seolah hanya menganggap ku teman
dekat ku , aku tak mengatakannnya karena aku yakin kamu hanya ingin fokus
sekolah dan berkarya dalam tulisan tulisan mu, aku mengatakkan kagum ku pada
Nia karena karyanya yang membuat ku menyukainya, bukan karena dirinya, maafkan
aku La, yang belum sempat mengatakannya kepadamu. Tapi dengan datangnya surat
ini aku ingin kamu mengerti kenapa aku tidak langsung menemui mu, aku berharap
jika kita memang bisa bersatu nanti, kamu bisa tulus mencintaiku dan aku pun
bisa mencintai mu dengan tulus.
Lila pun hanya
bisa menangis dan di surat tersebut ada selembar foto dirinya bersama dengan
Riza, “ aku tidakakan pernah melupakan Fahriza”.
Saat sudah
tersadar Lila menghapus air mata nya dan ia meletakkan foto itu dalam sebuah
bingkai foto dan meletakkannya disebelah meja belajarnya, “Dirimu kenangan
indah bagi ku, rasasyukur ku pada tuhan karena mengizinkan ku mengenal mu, dan
kau mengisi cerita hidupku”
Wuuihh.,.luar biasa fiksinya.,.
BalasHapusmengalir, sederhana namun bisa membaca pembaca kedalam imajinasinya.,.kren.,
tapi sedikit tanya ni, , tu pengalaman sendiri, teman atau memang imajinasi ? hehe
makasih komen nyaa... pure imajinasi mahir :) hehe
BalasHapus