Nama: Aldita Nur Rochmah
Nim: 1112081000030
Jurusan: Manajemen
Semester: 5
Nim: 1112081000030
Jurusan: Manajemen
Semester: 5
Cara Mempercepat Arus Transaksi di Jalan Tol Dengan Memanfaatkan
Kemajuan Tekhnologi Berbasis Pembayaran Secara Elektronik
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Zaman
telah berubah, perkembangan zaman yang sangat maju tidak jauh dipengaruhi oleh
keberadaan sumber daya manusia yang mulai mengalami perkembangan baik dari segi
pengetahuan maupun kehidupannya. Perkembangan pengetahuan yang besar membawa
dampak terhadap banyaknya ditemukan alat-alat tekhnologi maupun teori-teori
yang memudahkan manusia dalam memecahkan berbagai masalah dalam hidupnya.
Kecenderungan dari penemuan-penemuan tersebut mengarahkan manusia untuk
melakukan pekerjaan agar efektif dan efisien.
Keberadaan
teknologi telah menjawab segala permasalahan baik dari segi aktivitas maupun
penggunaan waktu. Perkembangan teknologi yang maju inilah yang membawa
kehidupan manusia pada kualitas yang tinggi dibandingkan dengan zaman-zaman
sebelumnya, zaman ketika belum adanya alat komunikasi seperti telepon, zaman
sebelum adanya mesin-mesin produksi yang menunjang produksi masal
perindustrian.
Bentuk
kemajuan teknologi dapat kita rasakan dalam berbagai bidang, baik dibidang
pendidikan, ekonomi, maupun komunikasi, sosial maupun bidang yang lain. Dalam
bidang komunikasi, teknologi mempermudah akses komunikasi jarak jauh dengan
adanya handpone dan internet yang mampu mengakses informasi secara cepat.
Sedangkan dalam bidang ekonomi, kemajuan teknologi mempermudah perdagangan
jarak jauh, orang dapat membeli apapun kebutuhan mereka secara tidak langsung
dengan cara online, semua sistem pembayaran kini dapat dilakukan secara
elektronik tanpa memakan waktu banyak dengan adanya kemajuan tekhnologi.
Wujud
lain dari adanya kemajuan di bidang Tekhnologi Informasi dimanfaatkan untuk
mengatur kecepatan arus transaksi pembayaran di jalan tol. Dengan diciptakan
beberapa sistem yang mampu merekam, menghitung, serta mendeteksi banyaknya
jumlah kendaraan yang melewati jalan tol tanpa susah payah membayar kewajiban
membayar jalan tol secara manual. Beberapa diantara sistem yang diciptakan
dalam rangka mempercepat arus transaksi di berbagai negara di sunia seperti
SmartTAG di Malaysia, ERP di Singapura, ETC (Electronic Toll Collection System)
di Jepang dan masih banyak lagi sistem yang diciptakan sebagai dampak dari
kemajuan tekhnologi yang berkembang secara cepat.
Berdasarkan
permaparan diatas tentang beberapa sistem yang mampu mempermudah arus transaksi
pembayaran di tol, maka penulis mengangkat judul, “ Cara Mempercepat Arus
Transaksi di Jalan Tol Dengan Memanfaatkan Kemajuan Tekhnologi Berbasis
Pembayaran Secara Elektronik”. Karya
tulis ini ditulis dalam rangka memenuhi tugas Matakuliah Sistem Informasi
Manajemen. Dengan tujuan untuk mengetahui cara mengatasi permasalahan
trasnsaksi pembayaran di jalan tol dengan waktu yang efisien.
A.
Rumusan Masalah
1.
Sistem apa saja yang telah
diciptakan untuk mempercepat arus transaksi di jalan Tol dengan adanya kemajuan
tekhnologi?
B.
Tujuan
1.
Mengetahui beberapa sistem yang
mampu mempercepat arus transaksi di jalan tol.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Jalan Tol
Jalan
tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai
jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol ( Pasal 1 UU No. 15
Tahun 2005 ). Penyelenggaraan jalan tol sendiri dimaksudkan untuk
mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasilnya serta keseimbangan dalam
pengembangan wilayah dengan memperhatikan keadilan, yang dapat dicapai dengan
membina jaringan jalan yang dananya berasal dari pengguna jalan. Sedangkan
tujuan dari jalan tol yakni untuk meningkatkan efisiensi pelayanan jasa
distribusi guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah
yang sudah tinggi tingkat perkembangannya ( Pasal 2 UU No. 15 Tahun 2005 ).
Jalan tol (di Indonesia disebut juga sebagai jalan bebas hambatan) adalah
suatu jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu
lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari satu tempat ke tempat lain. Untuk
menikmatinya, para pengguna jalan tol harus membayar sesuai tarif yang
berlaku. Penetapan tarif didasarkan pada golongan kendaraan. Bangunan atau
fasilitas di mana tol dikumpulkan dapat disebut pintu tol, rumah tol, plaza tol
atau di Indonesia lebih dikenal sebagai gerbang tol.
Bangunan ini biasanya ditemukan di dekat pintu keluar, di awal atau akhir
jembatan (misal: Jembatan Suramadu), dan
ketika memasuki suatu jalan layang.
B.
Permasalahan Jalan
Tol di Indonesia
Infrastruktur
yang lengkap memegang peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu
negara. Dengan kemajuan tekhnologi yang pesat semua negara di dunia
berlomba-lomba menciptakan kemudahan dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan,
segala transaksi dapat dilakukan secara cepat sehingga pekerjaan mampu
diselesaikan secara tepat tanpa memakan waktu yang banyak. Tersedianya
infrastruktur jalan yang aman dan lengkap adalah salah satu cara yang dapat
mempermudah kegiatan transaksi ekonomi. Distribusi barang dari satu tempat ke
tempat lain dapat berjalan lancar tanpa hambatan dengan adanya pembangunan
jalan tol di berbagai daerah dan negara. Namun pembangunan infrastruktur ini
merupakan masalah yang tidak bisa dikesampingkan oleh pemerintah terutama di
Indonesia. Ada sebuah ungkapan “Apabila ingin menjadi negara maju serta maju
dalam hal perekonomian, maka bangunlah jalan”. Ungkapan ini menggambarkan
seberapa vitalnya peran insfrastruktur jalan untuk menunjang perekonomian.
Apalagi saat ini perekonomian global menuntut tersedianya fasilitas
transportasi yang mempermudah arus transaksi perekonomian.
Permasalahan
yang dihadapi Indonesia sejak dulu sampai sekarang yaitu semakin meningkatnya
jumlah kendaaraan yang tidak diimbangi dengan jumlah ruas jalan yang
telah dibangun. Sehingga kerap kali mengakibatkan kemacetan dan berbagai
masalah lainnya. Selain itu Indonesia belum menerapkan secara optimal kemajuan
tekhnologi yang ada. Kini Indonesia
mulai menerapkan kemajuan tekhnologi dengan menciptakan sistem pembayaran tol
secara elektronik. Keberadaan sistem ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah
kemacetan yang terjadi di jalan tol akibat antrian membayar retribusi jalan tol
secara manual. Keberadaan sistem tersebut masih belum optimal di jalankan dan
belum secara menyeluruh diterapkan di seluruh wilayah Indonesia.
Berdasarkan
data dari POLRI pada tahun 2011, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia adalah
85.601.351, sedangkan panjang jalan 496.607 kilometer. Jika dibandingkan dengan
25 tahun lalu, jumlah kendaraan bermotor ini mengalami peningkatan 10 kali
lipat sedangkan panjang jalan hanya meningkat 1,41 kali dari 10 tahun lalu atau
2,31 kali dibandingkan 25 tahun lalu. Kemacetan
terjadi dimana-mana, pertumbuhan motor yang cepat tidak diiringi dengan
pertumbuhan ruas jalan yang sebanding. Keberadaan jalan tol dianggap sebagai
jalan alternative untuk mengatasi kemacetan tersebut. Jalan tol adalah bagian
insfrastruktur jalan yang memfasilitasi jalur darat.
Pemerintah
melalui BUMN telah membentuk jasa marga sebagai badan usaha yang bergerak
dibidang penyelenggara jasa jalan tol sejak tahun 1978. Industri jasa marga ini
telah mengelola lebih dari 531 km jalan tol atau 76% dari total jalan tol
di Indonesia. Namun dalam perjalanannya, industri jalan tol ini masih
terkendala oleh beberapa masalah seperti masalah peraturan, pembebasan lahan,
dan investasi.
Untuk
mengatasi masalah kemacetan di jalan tol Indonesia pemerintah juga mengadakan
berbagai kerjasama baik dengan berbagai pihak seperti pihak swasta. Kini dengan
kemajuan tekhnologi pemerintah dan berbagai pihak mulai gencarnya
mensosialisasikan dan melakukan berbagai uji coba terhadap beberapa sistem
pembayaran elektronik untuk mempercepat arus pembayaran dijalan tol sehingga
mengurangi kemacetan di jalan tol.
C.
Cara
Mempercepat Arus Transaksi Jalan Toll di Berbagai Negara
1.
Sistem
SmartTAG dan Sistem Touch ‘n Go di Malaysia
SmartTAG, adalah sebuah alat yang dipasang di mobil dan digunakan
sebagai sistem pembayaran tol elektronik (ETC). Sistem ini diperkenalkan
pertama kali di Malaysia pada 1999 dan saat ini digunakan sebagai Sistem
pembayaran elektronik setelah Touch 'n Go dan juga sebagai penjaga keamanan
pintu masuk. SmartTAG dirancang, dikembangkan, dan diproduksi oleh Teras
Teknologi Sdn Bhd sebagai perluasan dari sistem Touch 'n Go dan dipasarkan oleh
Rangkaian Segar Sdn Bhd. SmarTAG menggunakan komunikasi infra merah yang
berhubungan dengan penerima yang dipasang pada atap gerbang tol. Sistem ini
dirancang untuk memproses 1.200 kendaraan per jam.
Sistem pembayaran ini diadopsi oleh pemerintah
Malaysia untuk mengatasi arus transaksi di setiap ruas jalan tol-nya. Dalam hal
penggunaan dan pengembangan sistem pembayaran otomatis di pintu tol (e-Toll).
Malaysia lebih sukses dibanding Indonesia. Negeri Jiran sudah mengenal sistem
elektronik di gerbang tol sejak 1999 atau 15 tahun lalu, sedangkan di Indonesia
baru berlangsung sejak 2007. Ketua Umum Asosiasi Tol Indonesia Fatchur Rochman
pernah mengatakan Malaysia cepat dalam mentransformasi sistem pembayaran tol
tunai ke sistem elektronik. Menurut Fatchur ada sistem SmartTAG yang sejak 2007
lalu sudah sukses diterapkan di sana.[1]
Sedangkan Touch 'n Go atau kartu pintar TnG adalah kartu pintar
tanpa sentuh dan sistem pembayaran elektronik merasakan kartu pintar tanpa
sentuh yang pertama dan perintis pengenalan kartu kredit Visa Wave dan
MasterCard PayPass di Malaysia. Kartu itu juga bisa digunakan bersama SmartTAG,
sejenis alat dan sistem pembayaran elektronik tambahan dalam kendaraan. Touch
'n Go adalah sistem yang dirancang untuk memproses sampai 800 kendaraan per jam
untuk mengurangi antrian kemacetan di plaza tol dan jika digunakan bersama
dengan SmartTAG, akan dapat memproses sampai dengan 1.200 kendaraan per jam.
Kartu
dan sistem Touch 'n Go dikembangkan sepenuhnya oleh Teras Teknologi Sdn Bhd
menggunakan teknologi MIFARE, teknologi kartu pintar tanpa sentuh terkemuka di
dunia. Tekhnologi MIFARE adalah teknologi komunikasi radio frekuensi transmisi
data antara kartu pintar tanpa sentuh dan alat pemgimbas. Transaksi terjadi
ketika kartu Touch 'n Go dipindai pada alat pemindai untuk pembayaran atau
tambah nilai.
a)
Jenis
kartu
Ada
lima jenis kartu Touch 'n Go dengan tiga variasi komersial dipasaran. Pembelian
kartu Touch 'n Go bisa dilakukan di kaunter penjualan dan layanan pelanggan dan
agen pengecer Touch' n Go yang terlibat dengan jaminan selama satu tahun untuk
setiap pembelian kartu baru. Berikut adalah jenis-jenis dari kartu touch ‘n go:
1. Kartu prabayar
1)
Kartu Touch 'n Go
Kartu Touch 'n Go adalah kartu keluaran pertama dan proyek perintis
Jaringan Segar Sdn Bhd. Ia dijual kepada orang banyak dan setiap kelompok
pengguna pada harga RM10. Namun, kegunaannya di jalan raya terbatas hanya untuk
sopir kendaraan kelas 1 yaitu kendaraan pribadi yang memiliki 2 gandar dan 3
ban atau 4 roda.
2. Kartu tambah nilai otomatis
1) Kartu
Touch 'n Go Zing
Kartu tambah nilai otomatis Touch 'n Go atau
lebih dikenal sebagai Touch' n Go Zing dikeluarkan oleh kebanyakan bank-bank
utama local di Malaysia. Kartu ini diperuntukan bagi pemegang kartu anggota Visa atau MasterCard
sebagai kartu samping pada kartu kredit. Kegunaannya di jalan raya terbatas
pada sopir kendaraan kelas 1 yaitu kendaraan pribadi yang memiliki 2 gandar dan
3 ban atau 4 roda.
3. Kartu pascabayar
1)
Kartu Touch 'n Go Fleet Xs
Kartu Touch 'n Go Fleet Xs adalah kartu pascabayar khusus untuk
warga korporat. Kartu ini digunakan oleh perusahaan yang diperuntukkan oleh
karyawannya. Penggunaan kartu Touch 'n Go Fleet Xs terbatas untuk pembayaran
tarif tol di jalan raya saja. Rincian lebih lanjut seperti nama perusahaan,
nomor pendaftaran kendaraan dan kelas kendaraan disimpan di dalam chip kartu
tersebut. Penggunaan kartu ini terbuka untuk semua kelas kendaraan di jalan
raya.
2)
Kartu Touch 'n Go Biz Xs
Kartu Touch 'n Go Biz Xs mirip seperti kartu Touch' n Go Fleet Xs
dengan fasilitas sampingan. Ia sesuai untuk staf perusahaan dan warga perusahaan
yang sering menggunakan jaringan jalan raya interlokal, berurusan di kompleks
bisnis dan memakir kendaraan di tempat parkir. Penggunaan kartu terbuka kepada
semua kelas kendaraan di jalan raya.
4. Kartu berbagai guna pemerintah Malaysia
Selain sebagai kartu identitas diri, kartu ini memiliki banyak
kegunaan yang telah dirancang pemerintah Malaysia atau MyKad yang memiliki logo Touch 'n Go di bagian belakang kartu adalah
kartu Touch' n Go. Bisa digunakan di semua tempat yang memamerkan logo Touch 'n
Go sebagai metode pembayaran elektronik di Malaysia. Touch 'n Go adalah satu
dari 8 aplikasi MyKad. Penggunaan MyKad Touch 'n Go di jalan raya terbatas
untuk sopir kendaraan kelas 1 yaitu kendaraan pribadi yang memiliki 2 gandar
dan 3 ban atau 4 roda.
5. Kartu hadiah
1)
Kartu Hadiah Buy N Fly
Kartu hadiah Buy N Fly diperkenalkan pada bulan Desember 1999 oleh
Malaysia Airlines Golden Boutique Sdn Bhd. Ia merupakan kartu hadiah yang
memiliki berbagai fungsi yang dilengkapi dengan fasilitas Touch 'n Go. Namun,
program kartu hadiah Buy N Fly berakhir pada 16 Juli 2002. Untuk pemegang kartu
tersebut, fasilitas Touch 'n Go masih bisa digunakan sampai ke hari ini.
b)
Cara Kerja
Touch 'n Go:
Kartu cerdas TnG pada
penggunaan awalnya merupakan kartu cerdas untuk sistem pembayaran elektronik
untuk jalur bebas hambatan. Berdasarkan tujuan ini, kartu cerdas TnG adalah
kartu cerdas contactless yang berisi nilai yang dapat diisi ulang.
Cara kerja kartu TnG adalah
dengan mendekatkan kartu ke terminal yang akan membaca nilai kartu pada loket saat
masuk tol, dan kemudian mendekatkan kembali kartu pada saat berada di loket
keluar untuk mengambil uang dari kartu sesuai tariff yang ditentukan. Secara
otomatis terminal akan merekam keseluruhan transaksi sehingga bisa dilihat
kembali.
Perkembangan berikutnya adalah
munculnya penggunaan SmartTAG untuk mempercepat laju pembayaran dan membuat
pengendara tidak perlu berhenti pada lajur tol. Unit SmartTAG menggunakan sinar
infra merah yang tidak berbahaya bagi manusia untuk membaca nilai nominal uang
yang terdapat di dalam kartu dan mengurangi nilainya.
Setelah sukses diaplikasikan
pada jalur bebas hambatan, kartu TnG dikembangkan lebih jauh sebagai alat
pembayaran di berbagai merchant dan menjadi uang elektronik. Kartu ini
pun diaplikasikan pada kartu identitas penduduk Malaysia. Perkembangan ini
membuat adanya beragam informasi sensitive yang terdapat pada kartu cerdas TnG.
Pada
perlindungan informasi maupun data pada kartu, secara umum kartu TnG
mengaplikasikan algoritma kriptografi. Informasi mendetail mengenai spesifikasi
cara kerja TnG tidak ditemukan tetapi secara garis besar kartu TnG bekerja
seperti kartu cerdas pada umumnya.
Pada pelaksanaannya, kartu TnG
memiliki kritik yang masuk dari penduduk Malaysia, kritik ini terkait dengan
penggunaan kartu, misalkan adanya biaya yang harus dibayarkan pada saat
dilakukan pengisian ataupun penggantian kartu.
Meskipun
mendapat beberapa kritik dari warganya, penggunaan kartu TnG dengan tujuan
menghindari penumpukan pada loket tol dapat dikatakan telah berhasil. Hal ini
terbukti dari fakta dari situs TnG bahwa saat ini terdapat lebih dari 7,2 juta
pengguna kartu TnG, pengguna MyKad dengan fasilitas TnG sebanyak lebih dari 13
juta pengguna dari penduduk Malaysia sebesar 19 juta penduduk. Pengguna
SmartTAG berkisar di angka 1,2 juta orang. Tingkat throughput pada jalur
TnG di loket tol besarnya 3 kali lebih cepat dari jalur loket pembayaran tunai,
sedangkan penggunaan SmartTAG memiliki throughput hingga 4 kali lebih
cepat dari jalur pembayaran tunai. Rata-rata transaksi yang dilakukan perhari
dengan menggunakan kartu TnG adalah lebih dari 2 juta transaksi.
2.
Sistem Jalan
Berbayar / ERP (Electronic Road Pricing)
Electronic
Road Pricing (ERP) atau Sistem Jalan Berbayar, merupakan mekanisme retribusi lalu lintas
terhadap kendaraan pribadi dengan tujuan travel demand management (manajemen
permintaan perjalanan) agar dapat mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang
melewati suatu area atau daerah dengan tingkat kepadatan kendaraan tertentu dan
biasanya pada range waktu tertentu/saat jam sibuk (Han, 1990).
Salah
satu negara yang menerapkan sistem ini untuk mengatur arus lalu lintas di
negaranya adalah Singapura. Penerapan ERP di Singapura dimulai pada 1998
sebagai upaya peningkatan layanan sistem road pricing yang telah dilakukan
sejak tahun 1975 melalui Area Licensing System (ALS). Penerapan ERP ini
didahului dengan studi kelayakan yang melibatkan warga secara aktif. Alasan
utama penerapan road pricing secara electronic untuk menggantikan sistem manual
ALS yang mengalami kendala, antara lain kelangkaan tenaga kerja, penegakan
hukum cara manual dinilai melelahkan dan bervariasinya jenis kendaraan dan
skema ALS. Penerapan ERP di Singapura tidak ditujukan untuk meningkatkan
pendapatan. Sistem ini sebenarnya tidak hanya digunakan di Singapura saja
Inggris dan Swedia juga menggunakan sistem ini untuk mengatasi masalah kemacetan
di negaranya.
Electronic
Road Pricing atau kita kenal dengan ERP, ini adalah sistem dimana jika kita
melewati ruas jalan tertentu, akan dikenai biaya. Penerapan pembayarannya tidak
menggunakan manual atau gerbang entri, tetapi otomatis seluruhnya. Di
Singapura, ketika seseorang membeli sebuah mobil dan meregistrasikan mobil atau
motor lalu mendapatkan plat nomor, maka dia diharuskan untuk memiliki
In-vehicle Unit (IU) yang harus terpasang di bagian depan di setiap mobil atau
motor yang beli. IU ini dapat digunakan bersamaan dengan kartu EZ-Link atau
NETS FlashPay, sebuah kartu pembayaran non-sentuh (contactless). Artinya kartu
ini juga harus terpasang dan harus memiliki nilai / uang di dalamnya. Kalau
tidak terpasang, ketika ada patroli petugas Land Transport Authority (LTA,
semacam Dishub kalau di Indonesia), pasti akan dikenai denda lebih besar. Di
Singapura, lalu lintas kendaraan mobil dan motor dipegang oleh LTA termasuk
pemberian denda terhadap pelanggaran.
Ø Cara Kerja ERP di Singapura
Electronic Road Pricing adalah penerapan jalan
berbayar berbasis elektronik. Keunggulannya, memudahkan proses pembayaran
dan memungkinkan diterapkannya tarif yang berbeda-beda sesuai kondisi kemacetan
lalu lintas. Singapura telah memberlakukan jalan berbayar
dengan tujuan untuk mengurangi kemacetan di jalan raya. Pemberlakuan ini
efektif memindahkan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum. Sehingga jalan
raya menjadi jarang macet. Berikut ini adalah cara pemberlakuan sistem jalan
berbayar di Singapura:
Ø Komponen dalam
sistem jalan berbayar ada tiga:
- In-vehicle Unit (IU) dengan kartu deposit
- Gerbang ERP
- Pusat sistem computer
a) In-vehicle Unit dengan kartu deposit
Ini adalah alat yang harus
dipasangkan pada setiap kendaraan. Alat ini dimasukkan kartu deposit yang dapat
diisi ulang. Alat ini juga dapat menampilkan sisa saldo pada kartu deposit yang
ditancapkannya. Saldo pada kartu akan berkurang setiap kali melewati gerbang
ERP. Besarnya pembayaran pungutan jalan setiap jenis kendaraan berbeda. Oleh
karena itu terdapat 4 kategori alat yang berbeda untuk masing-masing jenis
kendaraan.
Jenis-jenis kendaraan itu terdiri
dari sepeda motor, mobil, truk & bus ukuran kecil, dan truk & bus
ukuran besar. Ketentuannya adalah besarnya harga pungutan untuk sepeda motor
adalah setengah kalinya harga pungutan mobil, harga pungutan untuk truk &
bus satu setengah kalinya harga pungutan mobil, serta truk & bus besar 2 kali
lipatnya harga pungutan mobil. Jadi bila harga pungutan untuk mobil saat itu
adalah S$1.5, maka untuk sepeda motor harganya S$0.75, truk & bus S$2.25,
dan truk & bus besar S$3 . Harga pungutan juga dapat berbeda-beda di setiap
tempat dan setiap waktu.
b)
Gantry
atau Gerbang ERP
Gerbang ERP terpasang di jalan-jalan
tertentu. Melalui gerbang inilah para pengendara melakukan pembayaran pungutan
secara elektronik. Komponen yang terpasang pada gerbang ini berupa kamera,
antenna, dan alat pendeteksi kendaraan. Gerbang ini tidak menggunakan pintu
sama sekali, melainkan sensor untuk membaca IU tadi.
Sensor yang terpasang di gerbang
tersebut terdiri dari dua komponen.
Komponen pertama adalah sensor yang terdapat didepan difungsikan untuk
komunikasi nirkabel gelombang jarak pendek (short range wireless system) untuk
berkomunikasi dengan IU yang terpasang dengan mobil atau motor. Komponen kedua
adalah kamera yang merekam plat nomor mobil yang lewat tadi. Fungsi kamera
tersebut untuk merekam ketika mobil yang memiliki IU melewati ERP Gantry. Jika
tidak terpasang kartu pembayaran atau IU rusak atau IU mati, maka kamera
otomatis merekam plat nomor kendaraan tadi. Hanya perlu beberapa hari, maka
surat tagihan akan datang ke rumah karena melewati ERP tidak menggunakan IU
atau IU nyala tanpa kartu.
Dengan adanya
sistem ini, Singapura dianggap berhasil mampu menangani masalah kemacetan yang
terjadi di negaranya. Kecanggihan yang dirancang dalam sistem ini memberikan
sedikit kesempatan bagi para pengendara mobil untuk melakukan pelanggaran
seperti menggunakan kecepatan tinggi saat mengemudikan mobilnya di jalan tol
ataupun ketika berusaha tidak melakukan kewajiban membayar tol sesuai aturan.
Atauran ini tidak
hanya berlaku bagi mobil yang berada di wilayah tersebut saja, peraturan ini
juga berlaku bagi mobil-mobil asing yang melewati atau berkeliaran di Singapura
seperti mobil dari negara Malaysia dan Thailand. Ketika berada di Singapura
mereka juga dikenakan peraturan yang sama terhadap penggunaan fasilitas jalan
disana. Bisa jadi juga mereka dikenakan tarif yang lebih besar dibandingkan
dengan tarif mobil lokal Singapura. Masuk Singapura, artinya kita harus masuk
imigrasi, dimana mobil-mobil tersebut diperiksa. Jika tidak memiliki IU, mereka
bisa menyewa IU di pintu Tuas atau pintu Woodlands, atau alternatif lain adalah
dengan membayar ERP harian, yang tarifnya lebih mahal daripada ketika kita
lewat ERP. ERP ini hanya ditagihkan ketika akan keluar Singapura.
Sistem tarif ERP, ditagihkan
berdasarkan besar ukuran kendaraan, lokasi ERP gantry dan tipe pembayaran
ERPnya. Makin besar ukuran kendaraan, maka tarifnya juga akan semakin besar.
Hal tersebut juga tergantung lokasi ERP,
jika melewati tempat rawan macet seperti di kota, tarif juga makin besar.
Terdapat dua sistem pembayaran ERP
yaitu sistem normal dan harian. Untuk sistem harian, dikenakan lebih mahal,
kurang lebih S$8, namun pengemudi diberi kebebasan berkeliaran di seluruh
wilayah Singapura. Umumnya harian hanya bisa digunakan untuk kendaraan plat
nomor asing seperti kendaraan yang berasal dari Malaysia atau Thailand, dan
mereka harus membayar ketika keluar Singapura, jika mereka tidak membayar
kewajiban tersebut maka mobilnya akan ditahan. Jika mesin IU mati atau rusak
atau tanpa kartu pembayaran, maka akan dianggap melanggar.
Hal tersebut dapat diketahui dari
hasil rekaman kamera yang memotret plat mobil tersebut . Mobil tersebut akan
diketahui nomor platnya dan dalam waktu 2 minggu surat denda akan datang ke
alamat pemilik mobil. Setelah itu pemilik mobil harus membayar pula biaya
administrasi S$10 dalam waktu 2 minggu sejak tanggal surat tersebut diberikan.
Jika masih belum membayar, akan dikenakan denda tambahan S$70 yang bisa saja
meningkat hingga S$1000 atau kurungan penjara 1 bulan jika tidak dibayar dalam
30 hari. Kinerja sistem ini dinilai sangat ketat sehingga memberikan
kemungkinan terkecil bagi pengemudi untuk melakukan pelanggaran dalam
berkendara. Sanksi yang dikenakanpun cukup memberikan imbal balik yang berat
bagi para pengemudi.
Ø Kekurangan sistem ERP:
Penerapan tarif
yang berbeda tergantung pada jenis mobil, ukuran dari mobil dan wilayah tempat
yang dilewati oleh mobil dinilai cukup membingungkan. Tapi pada dasarnya sistem
ini tetap berjalan dengan baik berkat dukungan dari pemerintah setempat juga. Imbal
balik yang sangat besar diterima bagi para pengemudi yang melakukan pelanggaran
sehingga memungkinkan mereka kapok untuk melakukan pelanggaran lagi.
1. ETC (Electronic Toll Collection System) di Jepang
Electronic Toll Collection (ETC) adalah suatu teknologi yang
memungkinkan untuk melakukan pembayaran secara elektronik pada sistem
pengumpulan tol. Sistem ini dioperasikan dengan menggunakan alat komunikasi
yang ada atau terpasang pada kendaraan, seperti transponder, wireless atau
GPS, untuk dideteksi dengan alat yang terpasang pada pintu tol, yaitu Automatic
Vehicle Identification (AVI), Automatic Vehicle Classification (AVC),
dan Vehicle Enforcement System (VES), sehingga kendaraan yang melewati
gardu tol tidak perlu berhenti dalam melakukan transaksi (Smith, 2003).
Kemacetan yang sering terjadi di jalan bebas
hambatan (jalan tol), umumnya terdapat di pintu-pintu pembayaran keluar dan
masuk. Hal ini disebabkan adanya transaksi pengambilan tiket masuk dan
pembayaran tiket. Sebagai salah satu solusi yang sudah diterapkan di
negara-negara maju seperti Jepang misalnya adalah dengan menerapkan sistem
pembayaran otomatis dengan menggunakan Electronic Toll Collection. ETC ini
cukup efektif untuk mengatasi kemacetan di gerbang-gerbang jalan bebas
hambatan.
Pengemudi
tidak harus menghentikan kendaraannya hanya sekedar mengambil tiket masuk atau
melakukan pembayaran. Mobil-mobil yang sudah dilengkapi sistem ETC dapat
langsung masuk dan keluar jalan tol melalui jalur khusus ETC yang tersedia di
pintu masuk atau keluar jalan tol. Gerbang khusus ETC akan terbuka secara
otomatis bila ada kendaraan yang memiliki ETC. Electronic
Toll Collection diterapkan untuk mempersingkat waktu transaksi di gerbang tol
dengan prinsip :
1. E-Payment atau Cashless Payment, yaitu pembayaran
secara elektronis, tanpa menggunakan uang tunai.
- Pemrosesan transaksi secara eletronis menggunakan jalur telekomunikasi antar gerbang tol.
Pada beberapa negara seperti Jepang,
Australia dan Amerika Serikat, proses transaksi di gerbang tol dapat dilakukan
tanpa kendaraan harus berhenti dengan menerapkan sistem ini. Proses transaksi
dilakukan secara wireless antara unit elektronis yang ada di kendaraan (on
board unit) dengan computer network di jalan tol.
Ø Berikut adalah cara kerja dari sistem
Electronic Toll Collection:
Mobil pengguna sudah dilengkapi peralatan
pemancar dengan frekuensi 5.8GHz dan sistem pembayaran ETC yang berisi data
pengemudi. Semua pembayaran tol akan langsung ditarik dari rekening bank atau
kartu kredit para pengemudi.
Perinsip kerja ECT sangat canggih yaitu melalui
komunikasi nirkabel antara perangkat dalam-kendaraan dan gerbang tol yang
dipasang antena ETC, mobil berjalan melalui gerbang tol tanpa berhenti (dengan
kecepatan di bawah kira-kira 20 km / jam). Kemudian tarif tol dibayar
dengan menggunakan kartu kredit sesuai dengan jarak tempuh. Pada dasarnya
sistem ini adalah bagian dari sistem ITS atau Intelligent Transportation
System. Sistem inipun ini juga terkenalan di berbagai belahan dunia untuk
mengatasi masalah kemacetan di negaranya.
ETC ini juga dilengkapi dengan sistem OBU (On
Board Unit) sebagai salah satu komponen pendukung. Sistem ini memiliki
kemampuan menyimpan data sampai 16 bytes dan dapat juga diisi semacam pulsa
elektronik, dan dengan adanya system protocol komunikasi DSRC pada frekuensi
5,8 Ghz akan mengirimkan gelombang
informasi ke gerbang tol secara otomatis akan membuka pintu gerbang tanpa harus
menghentikan kendaraan. Dengan adanya fitur ini juga meskipun kondisi mobil melaju
dengan kecepatan lebih dari 13,88 Km/Jam secara otomatis pulsa elektronik di
OBU langsung terkurangi saat melewati gerbang tol.
Ø E-Z Pass di Amerika Serikat
E-ZPass adalah sebuah sistem pembayaran tol elektronik yang
digunakan pada kebanyakan jalan tol, jembatan, dan terowongan di timur laut Amerika Serikat, Virginia bagian selatan dan West Virginia, dan barat ke Illinois. EZ pass ini fungsinya sama
dengan prepaid card, di dalam alat ini sudah ada nilai nominal uangnya yang
dapat digunakan untuk melakukan pembayaran ketika melewati tol yang berlogo E-Z
Pass. Kartu ini akan bekerja sesuai dengan fungsinya ketika melewati pintu tol
yang sudah dirancang khusus dengan teknologi canggih.
Ø Adapun cara kerja alat ini sewaktu sudah
memasuki lajur khusus E-Z Pass adalah:
1. E.Z pass yang melekat di kaca mobi akan di
sensor oleh antena yang terletak didepan pintu toll
2. Ketika mobil lewat, account EZ pass
secara otomatis dikurangi sesuai dengan tarif tol tersebut
3. Papan
digital akan memberi tahu pengendara mobil bisa atau tidak melewati pintu toll
tersebut. Papan digital terletak tidak jauh dari situ, selain itu
papan digital juga akan memberitahukan tentang nominal uang yang ada dalam
kartu penumpang harus diisi kembali jika uang didalamnya sudah tidak
mencukupi.
Jika mobil tidak mempunyai EZ pass atau dana EZ
passnya kosong dan tetap memaksa untuk menerobos pintu toll maka penumpang
tersebut dikategorikan sebagai pelanggar dan hal tersebut akan terekam oleh
kamera yang terpasang di area toll untuk selanjutnya itu akan diproses lebih
lanjut lagi. Kartu tilang akan diterima oleh pengemudi yang dikirim lewat pos
sesuai data-data yang direkam oleh kamera pendeteksi tadi. Berikut adalah
gambar dari cara kerja sistem EZ pass.
Sistem EZ pass ini juga dilengkapi dengan teknologi
RFID atau Radio Frequency Identification yaitu sebuah teknologi yang
menggunakan radio waves untuk mengidentifikasi manusia atau objek secara
otomatis. Metode yang paling sering digunakan adalah untuk menyimpan serial
number yang menunjukkan identitas seseorang atau benda, pada sebuah microchip
yang disertakan pada antena (chip dan antena adalah RFID transponder atau
sebuah tag RFID). Antena memampukan chip untuk mentransmisikan informasi
identifikasi kepada reader. Kemudian reader mengubah pantulan radio waves dari
tag RFID kedalam informasi digital yang dapat dilewati pada komputer yang akan
menggunakannya.
Keuntungan yang diperoleh dengan adanya
teknologi RFID adalah
sistem EZ pass adalah mampu mengurangi kesalahan pengentrian data dan
mengurangi proses transaksi bisnis secara manual, penyediaan data secara
otomatis, mengatasi masalah dalam supply chain contohnya inventory yang tidak
akurat, cepat dan biaya operasi hemat dan akan diperluas untuk meningkatkan
penjualan, meningkatkan keamanan, mengurangi kejahatan dan meningkatkan layanan
kepada pelanggan.
Ø Sedangkan kekurangan dari sistem EZ pas yang
menggunakan teknologi RFID adalah:
1.
Besarnya
biaya penerapan RFID
2.
Perlunya
biaya yang besar untuk menyediakan tag dan alat pemindai RFID Pada tingkat pallet
atau dus, RFID bisa bekerja dengan baik. Namun, jika sampai ke tingkat
individual item, timbul banyak kesulitan (pada pengintegrasian datanya)
3.
Akan
terjadi kekacauan informasi jika terdapat lebih daripada 1 chip RFID melalui 1
alat pembaca secara bersamaan, karena akan terjadinya tabrakkan informasi yang
diterima oleh pembaca (kendala ini dapat terselesaikan oleh kemampuan akan
kecepatan penerimaan data sehingga chip RFID yang masuk belakangan akan
dianggap sebagai data yang berikutnya)
4.
Jika
terdapat frequensi overlap (dua frequensi dari pembaca berada dalam satu area)
dapat memberikan informasi data yang salah pada komputer/pengolah data sehingga
tingkat akuransi akan berkurang (permasalahan ini dipecahkan dengan cara
pengimplementasian alat diteksi tabrakan freq atau menata peletakan area
pembacaan sehingga dapat menghindari tabrakan)
5.
Gangguan
akan terjadi jika terdapat freqeunsi lain yang dipancarkan oleh peralatan
lainnya yang bukan diperuntukkan untuk RFID, sehingga chip akan merespon frequensi
tersebut (freqeunsi Wifi, handphone, radio pemancar, dll).
2.
E-Toll di Indonesia
E-Toll Card merupakan kartu prabayar contactless
smartcard yang sudah bekerja sama dengan beberapa operator jalan tol dan bank.
Kartu ini dapat membantu para pengguna jalan tol untuk mempermudah melewati
loket pembayaran tol. Membayar tol menjadi lebih mudah dan praktis, karena
tanpa uang receh ataupun uang kembalian. Sehingga transaksi di pintu loket
pembayaran tol dapat lebih efektif dan efisien dalam menghemat waktu. E-Toll
Card adalah kartu prabayar contactless smart card yang diterbitkan oleh Bank
yang bekerja sama dengan para operator penyedia jasa jalan tol. E-Toll
Card menggunakan teknologi RFID (Radio Frequency Identification) yang
memungkinkan transaksi dapat dilakukan dari jarak jauh (contactless).
Pengguna e-Toll hanya perlu menempelkan kartu untuk membayar uang tol
dalam waktu 4 (empat) detik, lebih cepat dibandingkan membayar secara tunai
yang membutuhkan waktu 7 (tujuh) detik. Penggunaan e-Toll juga mengurangi biaya operasional karena hanya
diperlukan biaya untuk mengumpulkan, menyetor, dan memindahkan uang tunai dari
dan ke bank.
Ø Mekanisme proses bisnis pada pembayaran Jalan e-Toll
adalah :
1. Pihak operator penyedia jalan tol telah
menerima data nominal saldo yang dimiliki calon pengguna jalan tol. Seorang
pengguna jalan tol harus memiliki akun rekening sebagai nasabah sebuah bank,
akun ini digunakan sebagai media transfer uang dari bank kepada peyedia jasa
jalan tol.
2. Pastikan anda telah terdaftar pada bank
tertentu penyedia layanan e-Toll , dan pastikan anda memiliki saldo
debit pada akun anda. Sehingga pada saat transaksi terjadi anda dapat melewati
gerbang tol. Apabila anda menggunakan teknologi Hi-Pass, pastikan e-Toll
Pass telah dipasang pada dashboard (bagian kaca depan) di dalam mobil dan
melaju dengan kecepatan ± 10 km/jam ketika melewati gardu tol.
3. Pengguna jalan tol harus memilih jalur tol
mana yang akan mereka lewati untuk mencapai tujuan mereka. Ketika memasuki
gerbang tol cukup men-tabkan e-Toll card yang mereka miliki, cukup
dengan men-tab kartu mereka maka secara otomatis saldo rekening akan terpotong
otomatis untuk pembayaran jasa tol. Sedangkan bagi pengguna e-Toll Pass
cukup melaju dengan kecepatan ± 10 km/jam ketika melewati gardu tol, maka
secara otomatis akan ter-sensor dan terekam kamera. Hasil sensor dan gambar
kamera secara otomatis akan terkirim pada pengelola jalan tol, hasil tersebut
akan secara otomatis memotong saldo rekening utuk membayar jasa jalan tol.
4. Pengguna jalan tol, tidak perlu repot untuk
menunggu kembalian atau menunggu portal gardu tol terbuka, karena teknologi
sensor dan tab tersebut secara otomatis akan memprogram portal terbuka
otomatis.
Lokasi penggunaan
e-Toll dapat digunakan untuk melakukan pembayaran di beberapa gerbang
tol Indonesia pada ruas tol yang bertanda “e-Toll Card”. Seperti Cawang–
Tomang– Cengkareng, Cawang–Tanjung Priok–Pluit, dan Cikupa– Merak. Fitur-fitur
yang dimiliki e-Toll Card diantaranya tersimpan saldo pada chip kartu
sehingga pada saat transaksi tidak dibutuhkan PIN atau tanda tangan, dapat
diisi ulang melalui ATM maupun melalui kantor operator penyedia jalan tol. E-Toll
Card hanya boleh memiliki minimum saldo Rp 10.000; dan bersaldo maksimal Rp
1.000.000,- (sesuai ketentuan Bank Indonesia). Apabila terdapat saldo yang
mengendap maka tidak akan diberikan tambahan bunga, e-Toll Card tidak
memiliki batasan masa berlaku.
Ø Kelebihan Sistem e-Toll
Layanan
terhadap penggunaan e-toll melalui pengembangan layanan GTO (Gardu
Tol Otomatis) yang memberikan kecepatan dan kenyamanan dalam melakukan
transaksi pembayaran. Waktu transaksi di gardu tol akan lebih cepat dan efisien
tanpa harus berinteraksi dengan petugas tol. Bahkan pengemudi tidak perlu
menghentikan mobil pada saat melakukan transaksi pembayaran tarif tol dengan e-Toll
Card, melainkan cukup memperlambat kecepatan mobilnya. Jika transaksi di gardu
tol dengan sistem terbuka pembayaran dengan uang tunai dibutuhkan waktu sekitar
7 (tujuh) detik, maka dengan menggunakan e- Toll Card ini bisa kurang dari 4
(empat) detik. Dengan layanan e-Toll Card ini diharap dapat mempercepat
pembayaran dan mempersingkat waktu, sehingga antrian panjang disekitar gerbang
tol tidak terjadi lagi seperti biasanya.
Ø Kekuarangan Sistem e-Toll
Penggunaan
e-Toll saat ini masih memiliki kelemahan yaitu hanya diterbitkan oleh
pihak bank dengan sistem prabayar, memiliki nilai minimum nominal dan hanya
bisa dipergunakan pada beberapa ruas jalan tol saja. Selain itu pihak operator
penyedia jasa jalan tol memerluhkan biaya yang tidak sedikit untuk memberikan
infrastruktur yang lebih baik seperti biaya untuk membeli peralatan, biaya
perawatan peralatan, dan biaya - biaya lain.
Analisis Peran
Sistem Pembayaran Elektronik Sebagai Alternatif
Mempercepat
Arus Transaksi di Jalan Tol
Kemacetan adalah situasi atau
kondisi tersendaknya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang diakibatkan oleh
banyaknya jumlah kendaraan yang membludak tidak sebanding dengan kapasitas
jalan yang tersedia. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar,
terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik
atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan jumlah
kendaraan.
Kemacetan lalu lintas merupakan persoalan yang berdampak langsung
pada tingkat pelayanan lalu lintas. Kemacetan setempat biasanya bersangkutan
dengan aspek kinerja lalu lintas/kapasitas, hambatan samping, kebutuhan , dan
perilaku sosial. (Depertemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 1997). Kemacetan
tersebut tidak hanya terjadi di ruas jalan raya sajan namun juga melebar sampai
ke pintu tol. Kemacetanpun juga diperparah dengan kondisi pembayaran di tol
yang cukup memakan waktu lama karena sistem pembayaran yang dilakukan masih
menggunakan sistem manual.
Kemacetan ini menjadi permasalahan yang sangat penting bagi setiap
kota-kota besar di seluruh negara di dunia. Semua negara di dunia sedang
berlomba-lomba mengatasi masalah kemacetan dengan memanfaatkan kecanggihan
teknologi yang ada. Kemacetan ini dinilai sangat mengganggu dan menghambat
seluruh aktivitas baik ekonomi maupun aspek lainnya.
Kemacetan
secara umum dapat terjadi karena beberapa alasan antara lain :
a.
Arus
kendaraan yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan.
b.
Terjadi
kecelakaan lalu-lintas sehingga terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat
yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan
belum disingkirkan dari jalur lalu lintas
c.
Terjadi
banjir sehingga kendaraan memperlambat kendaraan
d.
Ada
perbaikan jalan
e.
Bagian
jalan tertentu yang longsor
Banyak cara
dilakukan untuk mengatasi masalah kemacetan dengan menyediaan kendaraan masal
seperti keberadaan monorail dan kendaraan lainnya. Tapi tetap saja kemacetan
juga masih tetap ada. Pada dasarnya kemacetan terjadi sebagai akibat dari
adanya pertumbuhan ekonomi yang membaik dari suatu tempat. Kemacetan cenderung
terjadi di wilayah-wilayah kota besar karena pusat ekonomi berada disana. Arus
kendaraan akan membludak pada jam-jam tertentu ketika hari biasa mereka
bekerja.
Keberadaan
jalan tol merupakan solusi jitu untuk mempermudah akses jalan dan
pendistribusian barang-barang ke wilayah produksi maupun pemasaran. Jalan tol memberikan kemudahan yang mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Namun keberadaan jalan tol juga
menjadi pusat kemacetan terparah di setiap daerah. Penyebabnya tak lain yaitu
volume kendaraan yang meningkat tidak sebanding dengan akses jalan yang
tersedia.
Untuk mengatasi
masalah tersebut muncullah beberapa sistem elektronik yang mampu membantu
pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut. Sistem tersebut berupa alat-alat
dengan teknologi canggih yang mampu mempercepat arus transaksi di jalan tol,
sehingga antrian membayar di pintu tol yang membludak mampu teratasi dengan cepat.
Keberadaan sistem Smart Tag, EZ PASS, E-Tol, dan ERP yang diterapkan pada
beberapa negara terbukti sangat membantu mengatasi permasalahan ini.
Pengendara
mobil tidak perlu repot-repot membayar kewajiban tol secara manual. Pembayaran
yang biasanya dilakukan dengan cara manual tersebut kini dapat dilakukan hanya
dengan menempelkan kartu pada mesin tempel yang tersedia di gerbang pintu tol,
bahkan ada juga yang tidak perlu repot-repot menempelkan kartu, mereka bisa
langsung melewati jalan tol bahkan dengan kecepatan tinggi. Seperti di Amerika
dan Singapura sistem pembayaran elektronik mereka dilengkapi dengan kamera dan
sensor yang cukup tinggi kemampuan deteksinya. Ini juga mempersempit kesempatan
para pengemudi untuk melakukan pelanggaran di jalan tol.
Dengan adanya
sistem ini transaksi di jalan tol bisa berjalan lancar bahkan sangat cepat.
Seperti di Malaysia keberadaan SmartTag dan Touch ‘n go mampu mempercepat
transaksi antara 800 sampai 1200 mobil per harinya. Di Indonesia keberadaan
sistem pembayaran elektronik ini masih dinilai kurang jika dibandingkan
Malaysia. E-Tol card masih mewajibkan pengemudi mobil antri, membuka pintu
jendela untuk menempelkan kartunya. Itu masih memerlukan waktu lagi. Namun pada
dasarnya keberadaan e-toll sendiri cukup memberikan kemudahan dalam pembayaran
di tol. Keberadaan e-tol ini mampu mempercepat arus transaksi dengan waktu 4
sampai 7 detik per mobilnya.
Keberadaan
sistem elektronik untuk mempercepat arus transaksi di jalan tol setiap negara
berbeda-beda. Sistem disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan suatu negara.
Kecanggihan tekhnologi yang digunakan juga bergantung pada kemampuan suatu
negara untuk menjalankan teknologi tersebut. Secara keseluruhan sistem
pembayaran elektronik mampu mengatasi masalah kemacetan di wilayah jalan tol.
Keberadaan sistem ini mampu meningkatkan pendapatan pemerintah melalui
retribusi. Dari sudut pandang pengemudi ini memberikan solusi terbaik bagi
mereka yang terpaksa waktunya habis dijalan karena macet berkepanjangan.
Produktivitas kerja mereka meningkat tanpa harus menanggung beban stress setiap
harinya karena macet.
BAB III
Penutup
A.
Simpulan
Kemajuan
teknologi informasi telah memberikan jaminan kepada manusia untuk melakukan
segala aktivitasnya dalam waktu yang sangat minim namun berkualitas. Manusia
dapat menyelesaikan tugasnya secara bersamaan dalam waktu yang cepat. Teknologi
mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Teknologi tercipta untuk
memudahkan segala aktivitas manusia. Sistem pembayaran tol secara elektronik
ini mampu mempermudah arus transaksi. Permasalahan kemacetan dapat teratasi
dengan penerapan sistem pembayaran elektronik yang canggih. Sistem ini
memberikan keuntungan bagi semua pihak baik dari segi ekonomi maupun segi
lainnya.
B.
Saran
Perkembangan
teknologi harus selalu diikuti untuk menciptakan sistem-sistem pembayaran
elektronik yang lebih canggih dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses
apapun yang mereka inginkan. Kemajuan teknologi tersebut dimaksudkan untuk
memperlancar seluruh aktivitas manusia tanpa harus mengalami hambatan berupa
kemacetan parah di jalan tol. Penciptaan smart card yang berdaya teknologi
tinggi harus gencar disosialisasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Makino, Hiroshi, Hidio Tsuji “Electronic Toll Collection System Of
Japan” diakses dari http://www.piarc.org/ressources/documents/actes-seminaires06/c14-malaisie06/8640,F5-TSUJI.pdf,
pada tanggal 24 Desember 2014 pukul 21:45 WIB.
Putra, Yudistira Eka “Analisis Performansi Jaringan Pada Sistem
Pembayaran Tol Elektronik Berbasis Radio Frequency Identification
(RFID)”diakses dari http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16252-Paper-pdf.pdf, pada tanggal
24 Desember 2014 pukul 23:07 WIB.
Karsaman, Rudy
Hermawan “Rencana Penerapan Sistem Pengumpulan Tol Elektronik (Electronic Toll
Collection System) Di Indonesia ” diakses dari http://eprints.undip.ac.id/25058/1/02-Rudi_Hermawan_31_agustus.pdf, pada tanggal
20 Desember 2014 pukul 21:15 WIB
“Aplikasi Kriptografi pada Smart Card di Indonesia “,
diakses dari http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Kriptografi/2010-2011/Makalah2/Makalah2-IF3058-Sem2-2010-2011-017.pdf, pada 26 Desember 2014 pukul
23:42 WIB.
[1]
http://finance.detik.com/read/2014/09/15/103309/2690239/4/cerita-malaysia-pakai-sistem-gerbang-tol-elektronik-sejak-15-tahun-lalu
Komentar
Posting Komentar